Sabtu, 01 Februari 2014

KEANEKARAGAMAN HAYATI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA



Keanekaragaman hayati Indonesia  sangat kaya, baik flora maupun faunanya. Hal tersebut menjadi kebanggaan kita sebagai bangsa indonesia karena keanekaragaman hayati yang dimiliki menunjukan kekayaan sumber daya alam hayati. Kekayaan tersebut menjadi modal bangsa untuk memanfaatkannya sebagai sumber kebutuhan manusia. Namun, pemanfaatan sumber daya alam hayati memerlukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat sehingga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan dan tidak mengganggu lingkungan.
Manusia hidup di dunia tidak sendirian melainkan bersama makhluk hidup lainnya, seperti tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Tanpa mereka, kita sebagai manusia tidak dapat hidup. Hidup kita sangat erat dengan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Oleh karena itu, anggapan bahwa manusia adalah yang paling berkuasa dibanding makhluk hidup lain tidaklah benar. Sebaiknya kita harus menyadari bahwa kitalah yang membutuhkan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme untuk kelangsungan hidup kita.
Hubungan manusia dengan lingkungannya pada awalnya adalah manusia dikuasai lingkungan. Selanjutnya, hubungan berikutnya adalah manusia memanfaatkan isi alam. Manusia dapat mengatur, mengubah, dan mengolah alam sesuai dengan tujuannya. Pada era revolusi industri melahirkan sikap manusia yang paling berkuasa dan tentunya membahayakan kelestarian lingkungan. Sikap yang merasa paling berkuasa tersebut, antara lain sebagai berikut.
1.      Manusia beranggapan bahwa sumber daya alam tidak terbatas.
2.      Sumber daya alam hanya untuk dimanfaatkan oleh manusia.
3.      Manusia tidak perlu menyesuaikan dengan lingkungan alam karena alam dapat ditaklukkan oleh ilmu dan teknologi.
4.      Pemanfaatan sumber daya alam sebesar-besarnya bagi peningkatan taraf hidup manusia.
Keanekaragaman hayati sebagai kekayaan alam dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya alam yang menopang kehidupan manusia. Namun, kita perlu memanfaatkan sebaik-baiknya agar terjadi hubungan yang selaras dan seimbang antara manusia dan lingkungannya.
Kekayaan flora dan fauna dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin. Padi-padian, umbi-umbian, jagung, dan sagu untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, sedangkan hewan seperti kambing, ayam, dan ikan untuk memenuhi kebutuhan protein dan lemak. Buah-buahan dan sayuran memasok vitamin dan mineral bagi kesehatan manusia.
Kebutuhan manusia bukan hanya masalah pangan, tetapi juga masalah papan dan pemenuhan keperluan rohaniah. Hal itu menunjukkan kompleksnya kebutuhan manusia akan alam lingkungan. Lingkungan yang indah dan menyejukkan menjadi tempat yang dicari manusia modern sekarang ini untuk melepaskan ketegangan jiwa akibat perjuangan hidup yang ketat.

Jumat, 03 Januari 2014

PERANAN PENYULUHAN KEHUTANAN DALAM PEMBANGUNAN KEHUTANAN DI INDONESIA


Mengingat bahwa penyuluhan merupakan kegiatan pendidikan non formal dan bahwa pendidikan merupakan proses yang diharapkan membawa kepada perubahan perilaku yang diinginkan, karenanya diperlukan beragam cara untuk menciptakan situasi belajar yang baik. Cara-cara menciptakan situasi belajar tersebut secara populer disebut dengan metode penyuluhan. Metode-metode penyuluhan ini merupakan pendekatan dasar untuk melakukan pendekatan, mendorong dan mempengaruhi anggota masyarakat petani untuk belajar (Leagans 1960; Dahama dan Bhatnagar 1980).

Pemberdayaan masyarakat sebenarnya sangat erat hubungannya dengan empowerwnent. Pendekatan pemberdayaan masyarakat titik beratnya adalah penekanan pada pentingnya masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri. Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian diharapkan dapat memberi peranan kepada individu, bukan sebagai objek, tetapi justru sebagai subjek pelaku pembangunan yang ikut menentukan masa depan dan kehidupan masyarakat secara umum.
Pada masa pembangunan seperti sekarang ini, pandangan, perhatian dan pemeliharaan terhadap para masyarakat di pedesaan sudah semestinya diperhatikan. Kenyataannya kehidupan para masyarakat di pedesaan tingkat kesejahteraannya masih rendah. Mereka buta akan pendidikan, teknologi, sehingga produksi yang mereka lakukan kurang maksimal. masyarakat di desa sangat menginginkan perubahan. Para masyarakat di desa tidak dapat melakukan perubahan karena terbentur pada keadaan mereka sendiri, mereka kurang menguasai ilmu-ilmu yang dapat memajukan kesejahteraan mereka. 

Pada masa pembangunan seperti sekarang ini, pemerintah sangat memperhatikan pendidikan bagi mereka. Pendidikan yang cocok bagi mereka adalah pendidikan non formal yang praktis, mudah diterapkan dalam usaha-usaha produksi produk kehutanan. Untuk menumbuhkan kemandirian dan kepercayaan masyarakat akan kemampuan mereka yang selama ini kurang berdaya diperlukan adanya seorang pekerja masyarakat. Seorang pekerja masyarakat ini bisa disebut juga sebagai penyuluh.

Peranan penyuluhan dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu:
1) menyadarkan masyarakat atas peluang yang ada untuk merencanakan hingga menikmati hasil  pembangunan,
2) memberikan kemampuan masyarakat untuk menentukan program pembangunan,
3) memberi kemampuan masyarakat dalam mengontrol masa depannya sendiri, dan
4) memberi kemampuan dalam menguasai lingkungan sosialnya.
Menurut Tonny (2003), peran seorang pekerja pengembangan masyarakat dapat dikategorikan ke dalam empat peran, yaitu :
(1) peran fasilitator (Facilitative Roles),
(2) peran pendidik (Educational Roles),
(3) peran utusan atau wakil (Representasional Roles),
(4) peran teknikal (Technical Roles).

Peranan fasilitator yang dilakukan oleh pekerja pengembangan masyarakat antara lain sebagai orang yang mampu membantu masyarakat agar masyarakat mau berpartisipasi dalam kegiatan kehutanan, orang yang mampu mendengar dan memahami aspirasi masyarakat, mampu memberikan dukungan, mampu memberikan fasilitas kepada masyarakat.

Seorang penyuluh juga harus mampu dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat tani. Memberikan proses belajar yang terus menerus agar menumbuhkan kesadara. Penyuluh juga memberikan informasi, dan memberikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Fungsi lain adalah untuk mengembangkan masyarakat, penyuluhan berperan sebagai utusan atau wakil yang berkaitan dengan interaksi pekerja pengembangan masyarakat melalui penggunaan media, hubungan masyarakat, jaringan antara pekerja pengembangan masyarakat dan pekerja yang relevan, dan berbagi pengalaman dan pengetahuan baik secara formal maupun informal antara pekerja pengembangan masyarakat dan antara masyarakat.

Fungsi penyuluhan lainnya adalah menjembatani kesenjangan antara praktek yang biasa dijalankan oleh para petani dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang menjadi kebutuhan masyarakat tersebut. Fungsi penyuluhan dapat dianggap sebagai penyampai dan penyesuaian program nasional dan regional agar dapat diikuti dan dilaksanakan oleh masyarakat, sehingga program-program masyarakat kehutanan yang disusun dengan itikad baik akan berhasil dan mendapat partisipasi masyarakat

Fungsi penyuluhan yang terakhir adalah fungsi pemberian pendidikan dan bimbingan yang berkelanjutan, yang artinya penyuluhan tidak akan berhenti begitu saja ketika mengetahui bahwa masyarakat di tempat mereka berikan pendidikan, ternyata telah dapat melakukan perubahan. Namun, penyuluh tetap membantu mereka ke arah yang lebih baik lagi.

KEDUDUKAN PENYULUHAN KEHUTANAN DALAM KAITANNYA DENGAN PEMBANGUNAN

Pengertian Pembangunan Kehutanan


1.   Pembangunan adalah suatu proses kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah dengan memperoleh dukungan partisipasi seluruh warga masyarakatnya (Rahim, 1976).
      Dalam hubungan, perlu diperhatikan agar:
      Pertama, setiap warga masyarakat harus “diberitahu” supaya mereka mengetahui rencana pembangunan yang telah ditetapkan oleh pemerintahnya, serta mengetahui cara-cara yang dipilih oleh pemerintah untuk melaksanakan pembangunan yang direncanakan
      Kedua, setiap warga masyarakat harus menyiapkan diri untuk partisipasi di dalam proses pembangunan sesuai dengan kedudukan dan kemampuannya masing-masing.
 Ketiga, untuk memperoleh dukungan dan partisipasi masyarakat, setiap perencanaan pembangunan harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan mau mendengar suara-suara yang disampaikan oleh warga masyarakatnya.
2.   Pembangunan adalah merupakan proses penerapan atau penggunaan teknologi yang terpilih. Karena itu di dalam proses pembangunan, harus dikembangkan suatu jalinan dan komunikasi yang akrab antara peneliti, penyuluh dan masyarakat penggunanya (Prabowo,1978), terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan: penemuan, penelitian, pengujian dan penyebarluasan serta pelayanan dan bimbingan dalam penerapan teknologi yang akan dianjurkan dan harus dilaksanakan oleh seluruh warga masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan.
      Satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah: jalinan dan komunikasi yang akrab antara sesama peneliti sesama penyuluh, dan sesama warga masyarakat untuk memantau dan memberikan umpan balik terhadap setiap kegiatan yang berkaitan dengan penerapan teknologi yang dihasilkan
3.   Pembangunan adalah proses pemecahan masalah, baik masalah yang dihadapi oleh setiap aparat dalam setiap jenjang birokrasi, dikalangan peneliti dan penyuluh, maupun masalah-masalah yang dihadapi oleh warga masyarakat (Lionberger dan Gwin, 1982).
    
     Penyuluhan Dalam Pembangunan 
     
     Kegiatan penyuluhan kehutanan sangat diperlukan sebagai faktor pelancar pembangunan kehutanan.Lebih dari itu, dengan mengutip pendapat Hadisapoetro (1970) dalam Mardikanto (2010) yang menyatakan bahwa pelaksana-utama pembangunan kehutanan pada dasarnya adalah petani-kecil yang merupakan golongan ekonomi lemah. Mardikanto (1993) dalam Mardikanto (2010) justru menilai kegiatan penyuluhan sebagai faktor-kunci keberhasilan pembangunan kehutanan, karena penyuluhan selalu hadir sebagai pemicu sekaligus pemacu pembangunan kehutanan. Di samping itu, terkait dengan peran penyuluhan sebagai proses pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kapasitas individu, entitas dan jejaring (USAID, 1995), Mardikanto (1998) dalam Mardikanto (2010) mengemukakan beragam peran/tugas penyuluhan dalam satu kata yaitu edfikasi, yang merupakan akronim dari: edukasi, diseminasi informasi/inovasi, fasilitasi, konsultasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi.